Kandungan Hormon dalam Makanan

Hormon dalam Makanan

Secara buatan hormon disuntikkan pada hewan bisa sangat menguntungkan bagi petani, karena mereka membantu binatang untuk mendapatkan berat badan serta meningkatkan jumlah susu yang mereka hasilkan. Malpraktek suntik hormon pada sapi dan unggas adalah sangat umum. Namun, ini bisa sangat berbahaya bagi manusia, hewan serta lingkungan.
Hormon sangat penting untuk berfungsinya berbagai organ tubuh manusia, serta hewan lainnya. Ketidakseimbangan hormon tunggal dapat menciptakan banyak masalah. Hormon adalah jenis tertentu dari bahan kimia yang secara alami ada dalam tubuh manusia. Mereka benar-benar diproduksi dalam jumlah yang sangat kecil di berbagai organ, tetapi peran mereka sangat signifikan dalam berbagai fungsi tubuh, termasuk reproduksi serta pengembangan, dan pertumbuhan dari berbagai bagian tubuh.
Hormon pada dasarnya dari dua jenis - steroid dan protein. Yang protein biasanya dalam tahap sempit di perut. Ini kehilangan fungsi mereka ketika kita makan apa-apa, sedangkan yang steroid mendapatkan aktif hanya ketika kita makan apa-apa. Karena kontradiksi ini, hormon protein harus mendapatkan diinduksi dalam tubuh agar mereka untuk melakukan dengan benar. Ada beberapa penyakit yang disebabkan oleh kurangnya beberapa hormon penting. Misalnya, pasien yang menderita diabetes perlu diberikan insulin, yang merupakan hormon protein.
Hormon alami
Ada beberapa hormon alami dalam produk makanan yang sangat berguna. Beberapa tanaman terkenal mengandung zat tertentu yang disebut phytoestrogen (hormon diet), yang dapat menyebabkan beberapa disfungsi, juga memiliki sifat perbaikan. Dikatakan bahwa fitoestrogen dapat melindungi terhadap kanker payudara. Ada beberapa penelitian meskipun, yang menunjukkan downfalls mereka. Ketika tikus betina diberi makan dengan Coumestrol isoflavonoid, mereka menunjukkan berbagai disfungsi fisik seperti haid tidak teratur pada tikus betina, dan tikus jantan menunjukkan perilaku kawin yang abnormal.
Tikus keturunan juga memperoleh hormon diinduksi. Penelitian ini dilakukan ke depan oleh Patricia L. Whitten yang merupakan antropolog biologis dari Atalanta. Sedangkan penelitian lain menunjukkan pertumbuhan rahim ekstra, dan peningkatan berat badan. Sindrom infertilitas disebut penyakit semanggi diamati pada ternak yang diberi makan pada hormon ini untuk tujuan penelitian.
Hormon buatan
telah diamati bahwa ada beberapa hormon pertumbuhan yang membantu binatang menambah berat badan dalam waktu singkat. Mendorong hormon seperti pada hewan artifisial, dapat mengurangi jumlah makanan yang mereka makan, serta waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan berat badan secara alami. Semua hasil ini ke dalam produksi cepat hewan untuk industri daging. Teknik yang sama diterapkan dalam produksi susu karena juga meningkatkan produksi susu sapi dan hewan perah lainnya.

Artifisial hormon disuntikkan pada hewan dapat meningkatkan susu serta produksi daging. Selama tahun 1930-an, berbagai hormon seperti hormon pertumbuhan sapi (BGH) estrogen secara buatan diinduksi dalam kelenjar pituitari sapi yang menghasilkan produksi besar susu. Kemudian pada tahun 1950, bentuk sintetis dari estrogen disebut dietilstilbestrol (DES) diinduksi untuk menggemukkan ayam dan sapi. DES diperintah seperti itu penyebab kanker properti. Saat ini, lebih dari 80% dari sapi dibangkitkan dengan menggunakan hormon buatan seperti yang membantu untuk meningkatkan laju pertumbuhan mereka serta massa tubuh. AS departemen pertanian telah memberikan izin untuk menggunakan enam hormon yang dapat digunakan untuk ternak tetapi tidak di unggas. Ini adalah:

1. Zeranol
2. estradiol
3. testosteron
4. progesteron
5. Melengestrol asetat
6. trenbolone asetat

Di antara enam hormon ini, testosteron, estradiol, dan progesteron yang alami; dan melengestrol asetat, trenbolone asetat dan zeronol sintetis. Zeranol dan estradiol dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan yang serius. Mereka dapat menyebabkan masalah kesehatan yang parah termasuk kista ovarium dan kanker.
Penyebab
Hormon umumnya dimasukkan ke hewan oleh implan telinga (mereka diletakkan di bawah kulit telinga). Menurut Komite Uni Eropa Ilmiah SCVPH (Tindakan Hewan Berkaitan dengan Kesehatan Masyarakat), ketika hormon alami diumpankan ke ternak, tingkat hormon mereka meningkat 7-20 kali lebih. Ia juga mempertanyakan tentang kemungkinan efek samping pada tubuh manusia setelah mengkonsumsi hormon dalam daging serta produk susu. Setelah penelitian menyeluruh, SCVPH datang pada kesimpulan bahwa "tidak ada asupan harian yang dapat diterima dapat ditentukan untuk setiap hormon ini" dan mereka yang makan produk makanan yang memiliki rute residu hormon berada pada risiko besar ketidakseimbangan hormon parah serta berbagai jenis kanker.
Hormon pertumbuhan diinduksi pada sapi benar-benar dilarang oleh Uni Eropa dari 20 tahun terakhir. Di sisi lain, sekitar sepertiga dari total sapi di AS seharusnya diberi makan pada rBGH. Hal ini disuntikkan dalam sapi untuk meningkatkan produksi susu. Mereka memiliki efek samping mereka seperti mastitis (infeksi ambing menyebabkan nanah yang nantinya bisa masuk ke susu yang kita konsumsi). Oleh karena itu, mereka diberi antibiotik khusus tertentu yang menyebabkan lebih banyak masalah. Residu hormon serta residu antibiotik masuk ke dalam tubuh manusia, dan menciptakan kekacauan dengan menciptakan bakteri resisten antibiotik. Hormon-hormon ini memiliki efek negatif terhadap lingkungan juga, karena yang tercerna disekresikan dalam pupuk kandang yang kemudian larut dalam tanah.
Menjadi lebih sadar akan hormon hadir dalam makanan adalah hal yang paling penting. Para petani yang menggunakan hormon buatan untuk manfaat komersial murni, harus memberikan pemikiran apakah itu layak bermain dengan kehidupan jutaan orang untuk sejumlah kecil uang.

Kandungan Hormon dalam Makanan 2014-11-10T05:13:00-08:00 Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Kormad